Friday, 11 September 2015

Kibarkan Bendera Merah Putih di Tembok Cina




AcehPoker Perjuangan panjang untuk menjadi pemenang nasional di Lomba Gambar Faber Castell bertajuk ‘’Kota Impianku’’, akhirnya berbuah manis bagi 12 anak Indonesia. Mereka jadi juara dari 62 ribu lebih anak, peserta lomba. Selain menerima hadiah langsung, anak-anak ini beserta satu orangtuanya diajak jalan-jalan ke Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), 26-30 Agustus lalu. Seperti apa keseruannya?

Prosesi seremonial pelepasan romobongan, 12 anak beserta satu orangtuanya ke Beijing oleh pihak Faber Castell dilaksanakan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Selasa (25/8). Rombongan dilepas oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemdikbud RI Prof Kacung Marijan PhD. Dari Faber castell langsung hadir Managing Director Yandramin Halim. Suasana saat pelepasan ini terasa menyenangkan. Yandramin Halim dan Prof Kacung Marijan pun saling bertukar cenderamata.

Keesokan hari, Rabu (26/8) rombongan bersiap untuk berangkat ke Beijing. Perjalanan ini diurus oleh biro wisata (travel) di Jakarta. Rute yang dipilih,  Jakarta-Singapura-Beijing pulang pergi (PP).
Sebelum berangkat di Bandara Soekarno Hatta, seluruh rombongan diberi brosur khusus oleh pihak travel, berisi jadwal perjalanan. Masing-masing dipandu sesuai dengan jadwal tersebut, oleh seorang tour leader dan seorang tour lagi tour guide asli Beijing. Sehingga selama perjalanan, semua rombongan bisa merasa senang dan nyaman, serta waktu yang digunakan pun lebih efektif.

Jadwal sudah di tangan. Sesaat sebelum terbang dari Jakarta ke Singapura, tour leader bernama Bella sudah mengingatkan, bahwa jadwal ini akan sangat padat. Makanya, ia menyarankan agar dalam perjalanan menuju Beijing seluruh rombongan bisa beristirahat. Lama terbang Jakarta-Singapura kurang dari dua jam, dan Singapura-Beijing sekitar lima jam.
Dan benar saja. Apa yang disampaikan Bella, cewek berkulit putih dan berkaca mata ini, terbukti sesuai jadwal. Kamis (27/8) pagi, sekitar pukul 07.15 waktu Beijing pesawat mendarat di Bandara Peking, Beijing, RRT. Rombongan bukan menuju hotel untuk check-in, melainkan bersih-bersih badan sebentar di bandara, lalu diajak langsung berkeliling kota dengan bus parisiwisata.

Untung saja seluruh rombongan bisa patuh pada aturan yang dibuat tadi. Sehingga saat berkeliling, walau sudah menempuh perjalan sangat jauh, mereka tidak terlihat begitu kelelahan. Tempat wisata yang dikunjungi hari itu, antara lain dataran terbuka, kompolek pusat politik Tiongkok di Beijing, Tian An Men. Udara panas menyengat kulit siang itu sama sekali tidak membuat rombongan mengeluh. Tetap saja ceria dan bersemangat untuk mengabadikan momen bersejarah itu dengan foto bersama.

Puas di Tian An Men, tour guide Tan Xiu Yang asli Beijing, yang akrab disapa Pak Tan mengajak rombongan ke kawasan Temple of Heaven. Kawasan ini terkenal sakral di Beijing, karena di masa kekaisaran dulu di sini adalah tempat kaisar sembahyang atau beribadah. Menurut cerita Pak Tan, saat sembahyang sang kaisar biasanya tidak mau diganggu. Termasuk oleh para istri-istrinya sekalipun. Selain berkeliling, rombongan juga diajak untuk melihat langsung bangunan candi (temple) tempat sembahnyang kaisar.

Tempat berikutnya, adalah Summer Palace atau dikenal juga dengan istana musim panas. Dijelaskan Pak Tan lagi, di tempat inilah kaisar dulunya berlibur sekaligus melepas diri dari kesibukan-kesibukannya setiap hari dalam memimpin negara. Saat musim panas tiba, kaisar bisa berlama-lama di tempat ini. Karena selain ada rumah tempat tinggal, lokasi ini juga indah dengan dikelilingi danau dan perbukitan nan hijau.

Tak lupa juga rombongan diajak untuk beristirahat dan merasakan enaknya merendam kaki yang sudah penat, di Chinese Herbal Medicine Center. Di tempat inilah rombongan bertemu dengan para sinse (ahli pengobatan Cina) yang bekerja meramu obat-obatan tradisional khas Tiongkok. Tak hanya melepas penat. Rombongan ada juga yang membeli obat-obatan herbal khas Tiongkok tersebut untuk dikonsumsi sehari-hari.

Rombongan juga diajak untuk menyaksikan langsung acrobatic show yang menampilkan para muda-mudi Beijing. Saat menonton ini, nyali para rombongan sempat dibuat ciut oleh aksi menegangkan ‘motor gila’ di dalam kandang besi berbentuk bulat. Enam orang yang mengendarai motor masuk sekaligus ke dalam kandang tersebut sambil berkejaran dengan menaiki motor mereka dengan kecepatan yang sangat kencang. Walau bikin tegang, tapi semua pemain akrobat ini keluar kandang tersebut dengan selamat. Seluruh penonton pun memberikan tepukan panjang tanda apresiasi yang luar biasa.
Setelah puas berjalan dan berkeliling seharian, barulah sekitar pukul 20.30 waktu Beijing rombongan bergerak menuju hotel untuk beristirahat.

Merah Putih di Tembok Cina 
Hari kedua di Beijing, Jumat (28/8) sesuai jadwal, rombongan akan ke Tembok Cina (great wall). Tempat yang sangat terkenal di dunia ini, tidak saja akan disinggahi, tetapi rombongan langsung diajak untuk menaikinya sampai ke puncak.
Dari hotel di pusat kota Beijing ke lokasi ini, menaiki bus, menghabiskan waktu kita 1 jam 30 menit. Tempatya di luar kota. Dan, mulus dan lebarnya jalan-jalan raya di Beijing, juga membuat perjalanan ke Tembok Cina tidak terasa jauh. Sesampainya di sini, rombongan pun turun dan bersiap-siap menunggu antrean di pintu masuk.

Kesempatan langka dan sangat menyenangkan ini tak disia-siakan oleh seluruh rombongan. Tapi, sebelum mendaki, Pak Tan dan juga Bella selalu mengingatkan agar rombongan berhati-hati saat naik dan turun tangga di tembok tersebut. Sebab, anak tangganya tidak sama tinggi dan lebarnya. Yang paling berbahaya saat turun. Karena sudah pernah terjadi kecelakaan di sini, sampai menewaskan pengunjung akibat jatuh dari tangga tembok tersebut.

Memasuki areal tembok, di sini sudah disediakan tempat foto-foto. Kesempatan inilah yang dimanfaatkan oleh seluruh rombongan, termasuk anak-anak untuk berfoto. Saat itu juga seluruh anak-anak yang sudah dibekali bendera merah putih di tangan nampak sangat senang dan bergembira, berfoto sambil mengibarkan bendera merah putih. Juga ada spanduk yang dipajang, bertuliskan Faber Castel Juara Nasional ‘’Kota Impianku’’ jalan-jalan ke Beijing 26-30 Agustus 2015. Di kiri dan kanan bagian bawah spanduk berukuran 4 meter itu juga ada tulisan Riau Pos dan Majalah Ayahbunda, dua media yang diajak ikut serta dalam rombongan ini.

Setelah puas di Tembok Cina, rombongan diajak berkeliling di kawasan Bird Nest Stadium, stadion olimpiade yang bentuk luarnya seperti sarang burung. Makanya, kata Pak Tan, karena seperti sarang burung itulah stadion ini diberi nama itu. Sayang, rombongan tidak bisa melihat-lihat dari dekat, karena di dalam stadion sedang berlangsung iven atletik internasional.

Naik Beca di Kampung Hutong
 Tempat wisata di kota Beijing ternyata tidak hanya Tembok Cina dan Tian A Men. Di hari ke-3 di Beijing, Sabtu (29/8) rombongan diajak melihat dari dekat lokasi kampung tua yang diberi nama Hutong. Hutong, dalam referensinya, kalau diartikan adalah gang atau kampung. Jika ingin melihat bagaimana masyarakat Beijing pada jaman dahulu tinggal, maka datanglah ke salah satu hutong yang yang bernama Shicahai District. Hutong memang sengaja dijaga kelestariannya oleh pemerintah Tiongkok sebagai warisan tata kota Cina pada zaman dulu.

Dijelaskan tour guide Pak Tan, keberadaan Hutong diatur oleh pemerintah untuk mendukung pariwisata kota Beijing. Nah, begitu tiba di Shicahai District akan terlihat deretan becak khas Cina. Untuk berkeliling Hutong, rombongan tinggal naik, karena biayanya sudah disiapka oleh pihak travel. Tapi, kalau untuk sendiri, biasanya ditawari paket dengan harga sekali naik 240 Yuan Tiongkok atau sekitar Rp500-an ribu.

Setelah puas berkeliling di kampung tua ini, barulah kerinduan rombongan untuk melihat hewan yang menjadi ikon Tiongkok, panda, dapat dilihat secara langsung dari dekat. Hewan ini berada di Beijing Zoo, persisnya di lokasi Giant Panda. Kadang panda ini dikurung dengan kaca polos yang tebal, sehingga seluruh penonton bisa melihat dan berfoto dengan latar hewan panda asli yang sedang bermain-main di kandangnya. Dan, di Beijing Zoo inilah lokasi terakhir wisata rombongan di kota Beijing.

Selain berwisata ke tempat-tempat tadi, hasrat berbelanja para rombongan ini juga tersampaikan. Tempat favorit yang lama dan paling banyak belanjaan yang dibeli rombongan, adalah di Bird Nest Stadium Market. Pasar di lokasi ini berada di salah satu basement yang tidak jauh dari stadion sarang burung tersebut. Bentuk dan harga barang-barang di sini masih hampir sama dengan di Indonesia. Makanya wajar hampir semua rombongan membawa tentengan belanjaan begitu keluar dari pasar ini.
Ahad (30/8), tiba waktunya untuk pulang ke Jakarta. Sejak subuh sekitar pukul 04.30 waktu Beijing seluruh rombongan sudah berkumpul di lobi hotel. Pukul 05.30 bergerak menuju bandara. Jadwal keberangkatan ke Singapura pukul 08.40, tapi karena lamanya menunggu take off pesawat, baru sekitar pukul 10.00 waktu beijing pesawat terbang dan tiba di Singapura sekitar pukul 15.15 WIB. Karena tidak lama menunggu transit, rombongan langsung chekc in tiket untuk rute Singapura-Jakarta. Sekitar pukul 17.30 waktu Singapura pesawat take off dan tiba di bandara Sokarno Hatta Jakarta sekitar pukul 17.55 WIB.



Bagi Yang Belum Bergabung Di Agen Kami Silakan Daftar DiSini http://www.acehpoker.com/



No comments:

Post a Comment